NASKAH DRAMA
KELOMPOK 1
K
E
L
A
S
8
A
Anggota
Kelompok:
¥
Ailen
¥
Gunawan
¥
Harry Budiono
¥
Jordan Chairisto
¥
Olivia Aldisa
Ailen dan Olivia merupakan sahabat baik.
Mereka berdua selalu belajar bersama untuk mempersiapkan diri sebelum ulangan. Suatu
hari saat guru membagikan hasil ulangan bahasa
Indonesia. Kedua sahabat itu mendapatkan nilai yang baik, sehingga menimbulkan
rasa iri pada Jordan. Teman
Jordan, Harry terus menasehati dia
akan tindakannya.
Guru b. Indonesia: “Sekarang,
bapak akan membagikan hasil ulangan kalian kemarin.” (Sambil memegang hasil
ulangan yang siap dibagikan)
Ailen : “Oliv, kamu dapat
berapa?”
Olivia : “Aku dapat 90. Kalau
kamu dapat berapa?”
Ailen : “Kalau aku dapat 88,
ih… Oliv, nilai kamu lebih tinggi. Kasih ke
aku lah.”
Olivia : “Mana bisa, kamu
bilang ke gurunya lah.”
Ailen : “Ga, Cuma becanda.”
Jordan
:
“Eh, kalian dapat berapa?”
Olivia : “Aku dapat 90.”
Ailen :
“Kalau aku dapat 88.”
Jordan : “Oh…”
Harry : “Eh, mereka berdua
hebat, yah?” (Berbicara kepada Jordan)
Jordan : “Ga kok…. Biasa aja...”
Harry : “Itu termasuk hebat
lho… Nilai kita baru 7 lebih…”
Jordan : “Udah deh kamu ga usah
banyak ngomong…”
Harry : “Kamu iri, yah? Ayo
ngaku aja deh. Kalau iri ga usah kayak gitu kali.”
Jordan : "Biarkan aja!"
"Aku
punya ide. Gimana kalau kita
ngerjain mereka aja. Besok kan ada ulangan Agama.”
Harry :
“Emangnya ide kamu apa?”
Jordan : “Gini…” (Berbisik ke
Harry)
Harry : “Apa itu ga terlalu
kejam?”
Jordan : “Ga, mereka pantas
mendapatkannya.”
Keesokan harinya, pada
pelajaran terakhir, pelajaran Agama. Ketika
mereka sedang mengerjakan ulangan, Ailen
dan Olivia dikerjai oleh Jordan.
Harry : “Jordan, kamu
yakin mau melakukan itu?”
Jordan : “Udahlah, serahkan aja ke aku, ok?”
Harry : “Tapi, nanti
kalau kita ketahuan gimana?”
Jordan : “Tenang aja, ga akan
ketahuan.”
Kemudian, Jordan melempar 2 buah kertas
yang masing-masing kearah Ailen dan Olivia. Mereka berdua bingung melihat isi kertas
itu.
Ailen : “Apaan nih?”
Olivia : “Apa sih ini?”
Ketika
guru Agama melihat kearah mereka, Ailen dan Olivia, mereka berdua dikira kerja
sama saat mengerjakan ulangan dan
mereka berdua disuruh keluar dan juga membersihkan ruang kelas sepulang
sekolah.
Guru Agama : “Olivia,
Ailen apa yang kalian lakukan?” (sambil mengambil kertas yang mereka pegang)
“Kalian
kerja sama ya?”
Ailen :
“Ga pak, kami ga
kerja sama.”
Olivia :
“Iya pak, kami sama sekali ga kerja
sama.”
Guru Agama :
“Kalau ga kerja sama lalu kertas ini apa?”
Olivia :
“Kalau kertas ini,
tadi ada yang sengaja melempar, pak.”
Guru Agama :
“Udahlah, kalian berdua jangan banyak alasan. Sekarang juga kalian keluar.”
Lalu
Ailen dan Olivia keluar dari ruangan kelas. Guru Agama juga ikut ke luar.
Jordan dengan hati yang senang tertawa.
Jordan : “Rasain kalian!”
(Sambil senyum-senyum)
Harry : “Jordan, kamu ga takut
ketahuan oleh
pak guru?”
Jordan : “Ga akan, pak guru ga
mungkin bisa tahu.”
Harry : “Tapi kamu ga kasihan
dengan mereka?”
Jordan :
“Kamu ini kenapa sih? Dari kemarin kamu hanya belain mereka terus, kamu seharusnya itu bantuin aku, bukan mereka.”
Harry : ”Ya maaf, tapi mereka
kan kasihan juga.”
Jordan :
“Udahlah, terserah kamu mau bilang apa, aku ga mau dengar.”
Di luar Ailen dan Olivia
merasa bingung akan siapa yang telah melempar kertas-kertas itu. Kemudian, pak
guru keluar. Guru itu bingung dan tidak percaya akan tindakan yang telah mereka perbuat. Lalu
kedua sahabat itu membuat perjanjian kepada guru itu.
Ailen : “Pak, kami itu
tidak melakukan apa-apa.”
Guru Agama : ”Bapak ingin percaya kepada kalian, tetapi buktinya
kalian memegang kertas- kertas jawaban itu. Bapak
tidak bisa percaya kalian jika
kalian tidak memiliki bukti bahwa kalian tidak kerja sama.”
Olivia :
“Kalau begitu pak, kami akan mencari buktinya.“
“Pak, tolong untuk …..” (berbisik ke pak guru)
Kemudian, setelah semua
siswa lainnya pulang, Ailen dan Olivia harus membersihkan ruang kelas sebagai hukuman kerja sama saat ulangan tadi.
Ketika membersihkan kelas, datanglah Jordan dan Harry. Jordan datang untuk
mengejek mereka.
Jordan :
“Rasain tuh!”
Harry :
“Udahlah, Jor.”
Jordan : “Udah deh, kamu diam
aja.”
Ailen : “Jordan,
jangan-jangan kamu yang melempar kertas-kertas itu yah?”
Jordan :
“Kalau iya, kenapa?
Olivia : “Jadi kamu pelakunya?”
Tiba-tiba dari balik
pintu muncul pak guru. Dari awal dia sudah mendengar pembicaraan mereka.
Guru Agama :
“Jadi kamu yang melempar kertas-kertas itu, Jordan?”
Jordan : “I…ya, pak.”
Guru Agama : “Kalian semua ikut saya ke ruang guru.”
Sesampai di ruang guru, Jordan
meminta maaf atas perbuatan yang telah diperbuat nya.
Jordan : “Maafkan saya,
pak. Saya tahu saya salah, saya menyesal.”
Guru Agama : “Bagus jika kamu sudah sadar, tapi kamu
harus meminta maaf kepada Ailen dan juga Olivia. Karena kamu telah membuat
mereka dihukum atas kesalahan yang tidak mereka buat.”
Jordan : “Ailen, Olivia maaf yah? Gara-gara
aku, kalian jadi dihukum.”
Olivia :
“Kami mau maafin kamu, tapi kamu harus janji
ga boleh lakukan
ini lagi?”
Ailen :
“Kamu juga harus minta maaf ke
Harry.”
Jordan :
“Iya, saya janji.”
“Harry,
maaf yah? Aku seharusnya dengarin nasehat kamu. Tapi aku malah ga mau dengarin
apa yang kamu bilang.”
Harry :
“ Iya, ga apa apa. Kita kan teman,”
Guru Agama : “Sebagai
hukuman, kamu harus membersihkan kelas setiap pulang sekolah selama seminggu.”
Jordan : “Iya, pak. Saya akan melakukannya.”
Kini Jordan sudah berubah menjadi orang
yang tidak suka iri
kepada orang lain. Dan selama seminggu, setiap pulang sekolah Jordan
membersihkan ruang kelas. Dia dibantu oleh Harry,
Ailen dan Olivia untuk
membersihkan kelas.
Woooo template kita samaaa wooooo hahhaha
BalasHapusPunyaku masih losing :smlworlds.blogspot.com
Wkwkwk
HapusKok blm ad artikel 1 pun di blog kmu??
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAk kira siapa yg komen
BalasHapusTernyata ncim